Selamat Datang

Selamat datang di NurulMukminin.blogspot.com ---- terimakasih atas kunjungannya

Selasa, 16 Agustus 2011

Kesempatan Hidup yang Ke Dua

Tidak lepas dari semua yang terlahir di bumi ini pastilah semua memiliki History dan Memory tersendiri  walau itu mungkin sempat dan telah terlupakan. Begitupula yang ter-record oleh camera seperti foto berikut ini.


Sebelum mereka melihat foto ini, aku yakin kalau mereka, ke-empat anak kecil yang ada di dalam foto ini pasti telah melupakan kenangan keakraban dengan wajah dan pose yang polos, lugu dan tanpa menyadari terlalu dalam kalau mereka sedang diambil gambarnya oleh sang kameramen.

Seperti yang kita lihat bersama, apa yang kita rasakan setelah melihat foto mereka. Mungkin yang ada di bayangan kita adalah begitu lucu dan polosnya mereka. Namun sempatkah terpikir oleh kita, momen ini di abadikan di tahun, bulan dan hari apa. Atau bahkan jauh kita berpikir mereka sekarang seperti apa. Masihkah mereka sepolos seperti yang terpampang di foto ini. Ataukah mungkin mereka sekarang sudah dewasa, berkeluarga dan hidup jauh dengan urusan mereka sendiri.

Terkadang banyak cerita yang kita dengar tentang berbagai kehidupan yang kita sendiri kadang tidak sempat memikirkan bagaimana awal mulanya. Ambil contoh cerita kehidupan keluarga kita, Ayah, Ibu, Kakak, Teman atau bahkan cerita diri kita sendiri. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang. Mungkin Ayah, Ibu, Kakak, Teman atau bahkan Kita sekarang adalah menjadi orang yang sukses, kaya raya, berpendidikan tinggi, berpangkat Jendral, hidup terhormat dan merasakan kemakmuran hidup. Atau mungkin sebaliknya menjadi orang yang terpuruk, pecandu narkoba, disisihkan masyarakat, narapidana, banyak hutang dan segala kepahitan hidup.

Berbagai fakta kehidupan yang kesemuanya pasti berawal dan melalui proses. Dari yang semula lucu sekarang jadi brandal, dari yang semula anak pesantren sekarang jadi maling, dari yang semula berdisiplin pendidikan sekarng jadi koruptor, dari yang semula anak orang kaya sekarang hidup miskin dan kekurangan. Banyak hal yang kadang kita telah melupakan masa lalu kita, masa kecil kita dan masa-masa pembentukan jati diri kita.

Pada dasarnya semua terlahir sama, tak berbaju, tak berbicara, tak beragama dan tak bisa apa-apa. Yang membedakan dan merupakan faktor penting dalam menuju kedewasaan kita adalah lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Sejauh mana lingkungan membentuk pribadi kita, Sejauh mana kita memilih jalan hidup kita. Hingga itulah didirikannya sekolahan, pesantren, tempat-tempat kursus, tempat ibadah dan sarana-sarana umum lainnya yang kesemuanya bertujuan untuk membantu dan menuntun kita menuju kehidupan yang lebih arif, sehat, maju, sukses, bahagia dan berbudaya. Semua itu cuma sarana sebagai bentuk kasih sayang Tuhan, Negara, Bapak, Ibu dan Nenek Moyang kita terhadap kehidupan kita kelak.

Namun bagaimana halnya dengan kita yang sekarang hidup dalam kesengsaraan, perceraian, kenistaan dan terkucil dari keluarga dan masyarakat. Apakah itu takdir ataukah itu memang yang kita inginkan. Aku rasa tidak ada yang menginginkan hidup dalam kesengsaraan. Kita cuma salah dalam memilih jalan hidup kita. Kita cuma kurang sabar dalam menahan hawa nafsu dan ambisi kita. Hingga akhirnya membawa kita dalam kehidupan yang arogan, yang semuanya serba instan tanpa bersistem dan berproses. Ilmu yang kita dapat di bangku sekolah, pesantren dan lainnya hanya sekedar sebagai pelengkap dalam meraih jabatan kita. Kita berambisi menjadi orang yang sukses dan terpandang dengan melupakan untuk menerapkan ilmu dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari.

Haruskah nasi menjadi bubur, haruskah yang terjadi dibiarkan terlanjur. Sebagai dorongan semangat aku angkat kembali satu kata bijak "Tidak ada kata terlambat". Selama kita masih bernafas semua yang terjadi, semua yang belum bisa kita raih, kita masih memiliki kesempatan kedua walau kesempatan itu tidak semulus kesempatan yang pertama.

Mulailah kita mengenang masa lalu, masa kecil kita, keluarga kita dan teman-teman kita. Renungkan setiap apa yang kita ingat akan kenangan kita tempo dulu. Ingatlah sejak kapan kita melenceng dari arah kebahagiaan kita, Ingatlah sejak kapan kita terjerumus menuju kesengsaraan. Semoga dengan mengenang masa lalu, kita bisa melihat kesalahan kita, kita bisa memohon ampun kepada tuhan, orang tua, saudara, teman dan semua orang yang telah kita salahi hingga pada akhirnya memudahkan jalan kita dalam memperbaiki kehidupan yang sudah semakin sempit dan terpuruk.

Bila lingkungan sudah bisa menerima kehadiran kita, setidaknya di lingkungan keluarga dan lingkungan di mana kita tinggal. Mudah-mudahan kita memperoleh semangat untuk membangun kembali dari awal perjalanan hidup bahagia kita. Selalu berhati-hati dalam memilih jalan hidup selanjutnya.

Tak ada gading yang tak retak, sebesar apapun permasalahn kita, selama kita berada dijalan yang benar, masih memiliki semangat dan usaha untuk mengatasinya dan selalu berdoa pada tuhan. maka kesempatan hidup yang ke dua masih mungkin kita dapatkan.

0 komentar: